Pages

  • Home
  • Sitemap
Netpacker
Netpacker
  • Home
  • Wahana
    • Wahana Wisata
    • Wisata Alam
    • Wahana Air
    • Zoo
    • Tempat Unik
  • Alam
    • Pantai
    • Pegunungan
    • Air Terjun
    • Goa
    • Kota
    • Sungai
  • Sejarah
    • Museum
    • Peninggalan Sejarah
    • Tempat Bersejarah
    • Candi
  • Catatan
    • Artikel
    • News
    • Tips dan Trik
  • Hotel dan Penginapan
  • Transportasi
  • Rest Area
    • Kuliner
    • Wisata Belanja
    • Oleh-oleh
    • Budaya

Terletak strategis di area restoran, melihat-lihat, berbelanja di Fukuoka, Hotel Areaone Hakata menyediakan tempat yang kondusif untuk melepas penat dari kesibukan minna. Dengan lokasinya yang hanya 0.7 KM dari pusat kota dan 4.3 KM dari bandara, hotel bintang 2 ini menarik perhatian banyak wisatawan setiap tahun. Yang tidak ketinggalan adalah akses mudah dari hotel ini ke sejumlah obyek wisata dan landmark kota ini seperti Kuil Jotenji, Kuil Touchouji, Kuil Shofukuji.

Gunakan kesempatan untuk menikmati pelayanan dan fasilitas yang tidak tertandingi di hotel Fukuoka ini. Hotel ini menyediakan akses ke sejumlah pelayanan, termasuk Wi-Fi gratis di semua kamar, resepsionis 24 jam, penyimpanan bagasi, Wi-fi di tempat umum, business center.
Hotel ini memiliki 46 kamar yang didesain dengan indah. Banyak kamar memiliki handuk, lantai karpet, rak pakaian, sandal, televisi layar datar. Hotel ini menawarkan berbagai pengalaman hiburan unik seperti pijat. Apapun tujuan kunjungan Anda, Hotel Areaone Hakata adalah pilihan istimewa untuk menginap di Fukuoka.
NamaHotel Areaone Hakata
Alamat2-3-1 Katakasu, Hakata-ku, Hakata, Fukuoka, Jepang 812-0043
Tarif0 – 800 JPY
Fasilitasarea merokok, business center, dry cleaning, kotak penyimpanan, service laundry, lift, penyimpanan bagasi, perpustakaan, persewaan sepeda, resepsionis 24 jam, vending machine
Check in/out03:00 PM/10:00 AM
Akses8 menit berjalan kaki dari Stasiun Hakata.



Referensi : Jalan2jepang.com
0
Share

Sebagai prefektur yang terletak di bagian selatan Jepang, Fukuoka telah lama berperan sebagai penghubung Jepang dengan negara lainnya. Fakta yang menarik dari prefektur ini ialah letaknya yang lebih dekat ke Seoul dibandingkan ke Tokyo. Fukuoka merupakan pintu masuk ajaran Buddha di Jepang. Di prefektur ini kita dapat menjumpai Kuil Shofukuji yang merupakan kuil zen pertama di Jepang.

Kuil ini didirikan pada tahun 1195 oleh pendeta Eisai yang memperkenalkan ajaran Buddha Zen dari Tiongkok ke Jepang. Pengunjung memang tidak diperkenankan untuk memasuki bangunan utama kuil ini. Namun, kita dapat berjalan menyusuri area sekitar kuil yang tenang dan indah sembari mengamati arsitekturnya yang khas. Selain menyimpan peninggalan kuno berusia ratusan tahun, Fukuoka juga merupakan prefektur yang kental akan nuansa futuristik di setiap sudutnya.



Sejarah Fukuoka

Runtuhnya Dinasti Tang di abad ke-9 menjadi akhir dari misi diplomatik Jepang ke Tiongkok, tetapi hal tersebut tidak menghentikan hubungan dagang yang telah terjalin. Eksistensi Fukuoka di seberang Selat Korea yang semakin berjaya menarik pasukan Mongol Jengis Khan untuk menginvasi wilayah ini di abad ke -13.




Pada serangan pertamanya, pasukan Khan gagal menduduki Jepang lantaran terserang badai besar. Untuk mengantisipasi serangan kedua, keshogunan Kamakura membangun membangun benteng pertahanan sepanjang 20 km di Teluk Hakata. Pasukan Khan juga menuai kekalahan pada serangan yang kedua karean adanya sapuan Kamikaze atau angin yang dipercaya ditiup dari surga.

Lalu, pada Restorasi Meiji, Fukuoka memasuki era modern dan menjadi salah satu penggerak revolusi industri di Jepang. Pabrik-pabrik di bangun di sekitaran Kita-Kyushu dan di area Chikuho dijadikan sebagai pertambangan batubara.

Pada masa Perang Dunia II, banyak imigran dari Korea dan Filipina masuk ke prefektur ini untuk dipekerjakan di pabrik dan tambang.asca PD II, imigran-imigran ini pun tetap bertahan, bahkan hingga kini. Berbagai kontak dengan bangsa lain yang telah dibangun sejak berabad-abad lamanya inilah yang kemudian menjadikan Fukuoka pantas disebut sebagai pintu gerbang menuju Asia dan dunia. Seperti halnya Tokyo dan Kyoto, prefektur ini juga memiliki andil yang sangat besar dalam mengukir takdir bangsa Jepang hingga menjadi negara maju seperti sekarang ini.



Fukuoka merupakan prefektur terpadat di Kyushu. Dengan jumlah penduduk sebanyak 5,088,483 jiwa, prefektur ini menduduki rangking ke-9 dari 47 prefektur di Jepang.

Fukuoka terletak di wilayah Kyushu bagian utara dan berhadapan dengan Prefektur Yamaguchi di wilayah Chugoku. Fukuoka dan Yamaguchi dipisahkan oleh Selat Kanmon. Di wilayah Kyushu sendiri, prefektur ini berbatasan dengan Prefektur Saga, Oita dan Kumamoto. Prefektur ini dikelilingi oleh lautan di ketiga sisinya, yakni Laut Suo di timur laut, Laut Genkai di barat laut dan Laut Ariake di barat laut.




Luas area Fukuoka adalah 4,971.01 km persegi. Sejak bulan April 2012 lalu, 18% dari luas wilayah tersebut dijadikan sebagai taman nasional. Kota Fukuoka dan Kitakyushu merupakan dua kota terbesar dan pusat industri di wilayah Kyushu. Letak Fukuoka yang sangat dekat dengan daratan-daratan utama Asia lainnya menjadikan prefektur ini sebagai gerbang penghubung negara Jepang dengan peradaban Asia lainnya sejak berabad-abad lalu.


Akses Transportasi ke Fukuoka

Dengan pesawat:

Bandara Fukuoka merupakan bandara terpraktis di Jepang karena letaknya tidak jauh dari pusat kota dan hanya membutuhkan waktu 5 menit untuk mencapainya dari Stasiun Hakata. Rute penerbangan Tokyo-Fukuoka merupakan rute penerbangan tersibuk ketiga di dunia dengan belasan penerbangan tiap harinya. Maskapai-maskapai yang beroperasi di rute ini adalah JAL, ANA, Starflyer, Skymark, Peach dan Jetstar Japan. Lama penerbangan ditempuh dalam waktu 110 menit.
Sebagian besar penerbangan berangkat dari Bandara Haneda, meskipun demikian ada pula yang berangkat dari Narita. Mengenai tarif, Skymark, Peach dan Jetstar menawarkan tarif yang cukup terjangkau yakni berkisar antara 7,000-23,000 yen.
Apabila minna berangkat dari Osaka, lama penerbangan adalah 75 menit dengan tarif berkisar antara 5,000-15,000 yen apabila minna pergi dengan maskapai Peach dan Jeststar.

Dengan Shinkansen:

Tokaido atau Shanyo Shinkansen menghubungkan Tokyo dengan Fukuoka (Stasiun Hakata). Perjalanan sekali jalan Tokyo-Fukuoka dengan menggunakan Shinkansen Nozomi ditempuh dalam waktu 5 jam ( 23,000 yen). Apabila minna pergi dengan Shinkasen Hikari atau Sakura, perjalanan akan menjadi lebih lama 1 jam dan mengharuskan transit di Stasiun Shin-Osaka. Apabila minna berangkat dari Osaka, perjalanan ditempuh dalam waktu 2 jam 20 menit saja (14,800-15,500 yen).

Baca Juga
  • Kali Code, Oase Metropolitan Jogja 


Referensi : jalan2kejepang.com
 
0
Share
Kawasan Kali Code berwarna- Warni Sekarang

Kawasan ini sejak dulu telah menjadi ikon pariwisata dan magnet bagi pelancong untuk membelanjakan dananya. Entah untuk memenuhi selera fashion, ataupun sekadar berburu aneka cinderamata untuk oleh-oleh saat kembali ke kota asal.

Sebagai ikon pariwisata kota, Malioboro terus berbenah. Berbagai fasilitas dipasang untuk membuat pengunjung merasa tetap nyaman ditengah-tengah padatnya lalu lintas dan hiruk pikuknya aktivitas niaga serta lalulalang pejalan kaki di setiap sudutnya. Mulai dari penataan areal parkir, jalur pedestrian, hingga fasilitas berupa jaringan WiFi Telkom dengan bandwith besar sepanjang Malioboro.

Salah Satu Sudut Kalicode yang juga penuh warna
Salah Satu Sudut Kalicode yang juga penuh warna


Masyarakatpun juga bergerak. Salah satunya adalah warga di sepanjang aliran Kali Code, yang hanya berjarak 150 meter arah Timur Malioboro. Jika Anda sedang ke Jogja dan menjadikan Malioboro sebagai salah satu tujuan, sempatkan menengok kawasan sepanjang Kali Code, niscaya akan menemukan nuansa baru di tengah hiruk pikuk perkotaan.

Sungai atau Kali Code, sejatinya adalah satu dari 3 sungai besar yakni Kali Winongo dan Kali Gajah Wong yang membelah kota Jogja. Tapi dari ketiganya, Code lah yang memiliki daya tarik paling kuat. Bukan saja menyangkut aspek sejarah sebagai sungai pemisah dua kerajaan, yakni Kasultanan Ngayogyakata dan Pura Pakualaman. Tapi juga sejarah panjang Code bisa menjadi cerita menarik bagi generasi sekarang.

Kali Code Juga menjadi Langganan lahar Dingin Merapi
Kali Code Juga menjadi Langganan lahar Dingin Merapi


Bagi yang pernah lama tinggal di Jogja rentang 1970-1980-an, Code sekarang sangatlah berbeda. Dulu, sungai ini sering meluap saat musim penghujan dan menjadi kawasan kumuh di tengah kota. Tapi saat ini, tepian Code menjadi areal menyenangkan untuk berbagai aktivitas.

Akses jalan dengan lebar 2 meter di kiri dan kanan bantaran sungai, sangat nyaman untuk jalur olahraga ringan jalan kaki dan aktivitas wisata susur sungai. Dengan view atau pemandangan pemukiman aseli warga ledok Code yang lebih tertata dan rapi, dan di sejumlah lokasi terlihat bangunan rusunawa.



Pola pikir warga pun mulai berkembang atas arahan YB Mangunwijaya atau lebih dikenal dengan panggilan Romo Mangun – seorang pastur yang juga arsitek sekaligus budayawan kala itu. Untuk aktivitas olahraga, spot yang dipilih bisa dimulai dari Jetis, Gondolayu, Kreteg Kewek, dan satu kampung di Selatan Melia Purosani. Peminat bisa juga menyusuri bantaran sungai di kampung Jetis Harjo, di bawah jembatan Sardjito.

Melawan Arus Air, Gelar Kirab Budaya Berghodo Kusumaning Yudha di Kali Code
Melawan Arus Air, Gelar Kirab Budaya Berghodo Kusumaning Yudha di Kali Code


Sepanjang perjalanan, akan terlihat kawasan perkampungan yang sangat bersih, dengan layanan pembuangan sampah sudah masuk hingga rumah-rumah di pinggir sungai. Di tepian sungai pun dipasang larangan membuang sampah di sungai, menyetrum, atau meracun ikan.

Jika beruntung, pengunjung juga dapat sekaligus melihat aktivitas tradisi berupa upacara bersih desa yang disebut Merti Code, atau aktivitas-aktivitas berkesenian yang kerap digelar di pinggir Code.

Koordinat:

-7° 46′ 54.61″, +110° 22′ 51.90″

Lokasi
Sepanjang aliran Kali Code, ada beberapa tempat yang bisa didatangi. Yaitu, Kampung Gondolayu dan Terban. Juga Kelurahan Kota Baru, Gondokusuman. Letak di tengah kota, sangat mudah menjangkaunya, dengan berbagai alternatif kendaraan umum dan pribadi.


Potensi:

Di tempat tersebut, selain susur sungai, juga seringkali digelar lomba mancing, acara tradisi, serta aktivitas berkesenian.
Tips:
Persiapkan peralatan luar ruangan, dan susur sungai. Pilih pakaian yang tepat dan mudah kering. Jika ingin lebih nyaman dan aman, boleh memilih waktu sore atau justru pagi hari untuk menghindari sengatan terik matahari.

 Baca Juga
  • Mengulik Sejenak Kokoh-nya Benteng Vredeburg Yogyakarta


Referensi Gudeg.net
0
Share


Tentang Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

Benteng yang dibangun pada tahun 1765 oleh Pemerintah Belanda ini digunakan untuk menahan serangan dari Kraton Yogyakarta. Dengan parit yang mengelilinginya, benteng yang berbentuk segi empat ini memiliki menara pengawas di keempat sudutnya dan kubu yang memungkinkan tentara Belanda untuk berjalan berkeliling sambil berjaga-jaga dan melepaskan tembakan jika diperlukan.

Pertama masuk Kita akan bertemu degnan patung Jendral Sudirman
Pertama masuk Kita akan bertemu degnan patung Jendral Sudirman


Pada dasar meriam di kubu bagian selatan, Kraton Yogyakarta dan beberapa bangunan bersejarah lainnya termasuk kepadatan lalulintas di sekitarnya terlihat dengan jelas. Dibangun pada tahun 1765 oleh Belanda, Museum dengan luas kurang lebih 2100 meter persegi  ini mempunyai beberapa koleksi antara lain:
  • Bangunan-bangunan peninggalan Belanda, yang dipugar sesuai bentuk aslinya.
  • Diorama-diorama yang menggambarkan perjuangan sebelum Proklamasi Kemerdekaan sampai dengan masa Orde Baru.
  • Koleksi benda-benda bersejarah, foto-foto, dan lukisan tentang perjuangan nasional dalam merintis, mencapai, mempertahankan, serta mengisi kemerdekaan Indonesia.SEJARAH

Salah satu Koleksi Meriam
Salah satu Koleksi Meriam

Museum Benteng Yogyakarta, semula bernama "Benteng Rustenburg" yang mempunyai arti "Benteng Peristirahatan" , dibangun oleh Belanda pada tahun 1760 di atas tanah Keraton. Berkat izin Sri Sultan Hamengku Buwono I, sekitar tahun 1765 - 1788 bangunan disempurnakan dan selanjutnya diganti namanya menjadi "Benteng Vredeburg" yang mempunyai arti "Benteng Perdamaian".

Bangunan nya masih di pertahankan sama seperti jaman belanda
Bangunan nya masih di pertahankan sama seperti jaman belanda


Secara historis bangunan ini sejak berdiri sampai sekarang telah mengalami berbagai perubahan fungsi yaitu pada tahun 1760 - 1830 berfungsi sebagai benteng pertahanan, pada tahun 1830 -1945 berfungsi sebagai markas militer Belanda dan Jepang, dan pada tahun 1945 - 1977 berfungsi sebagai markas militer RI.
 
Berbeda dengan tampilan luar, Interior lebih modern dengna diorama digital
Berbeda dengan tampilan luar, Interior lebih modern dengna diorama digital

Setelah tahun 1977 pihak Hankam mengembalikan kepada pemerintah. Oleh pemerintah melalui Mendikbud yang saat itu dijabat Bapak Daoed Yoesoep atas persetujuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX selaku pemilik, ditetapkan sebagai pusat informasi dan pengembangan budaya nusantara pada tanggal 9 Agustus 1980.

Arsitektur yang di pertahankan menambah klasik nya tempat ini
Arsitektur yang di pertahankan menambah klasik nya tempat ini
 
Pada tanggal 16 April 1985 dipugar menjadi Museum Perjuangan dan dibuka untuk umum pada tahun 1987. Kemudian pada tanggal 23 November 1992 resmi menjadi "Museum Khusus Perjuangan Nasional" dengan nama "Museum Benteng Yogyakarta".

Bangunan bekas Benteng Vredeburg dipugar dan dilestarikan. Dalam pemugaran pada bentuk luar masih tetap dipertahankan, sedang pada bentuk bagian dalamnya dipugar dan disesuaikan dengan fungsinya yang baru sebagai ruang museum.

Jam Buka Museum

  • Selasa - Jumat: 08.00 - 16.00 WIB
  • Sabtu - Minggu: 08.00 - 17.00 WIB
  • Hari Senin dan hari libur nasional: Tutup

Harga Tiket Masuk

  • Dewasa: Rp.2.000,00
  • Anak-anak: Rp.1.000,00

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Ruang Pertunjukan 
  • Ruang Seminar, Diskusi, Pelatihan dan Pertemuan 
  • Audio Visual & Ruang Belajar Kelompok 
  • Hotspot gratis
  • Pemandu
  • Ruang Tamu 
  • Mushola 
  • Kamar mandi

Kontak

  • Alamat : Jl. Jend. A. Yani No. 6 Yogyakarta. Telp. (0274) 586934, Fax. (0274) 510996
  • Email : vrede_burg@yahoo.co.id 
  • Blog:  museumvredeburg.blogspot.com
  • Facebook: Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta


 Baca juga
  • De Arca Statue Museum Jogjakarta, Bertemu Patung Tokoh-Tokoh Besar Dunia

Referensi Gudeg.net
1
Share


De Arca Museum merupakan museum patung pertama di Indonesia.  Di museum ini wisatawan akan disuguhi aneka patung tokoh terkemuka baik di Indonesia maupun mancanegara. Mulai dari presiden, pahlawan, penyanyi, hingga pemain bola.

Bertemu dan berfoto bersama tokoh idola adalah mimpi bagi banyak orang. Namun mimpi itu biasanya sulit diwujudkan, apalagi jika sang tokoh idola telah lama meninggal. Eits, Anda jangan berkecil hati dulu. Kini mimpi berpose bersama tokoh idola bisa diwujudkan dengan mudah. Cukup berkunjung ke Museum De Arca, Anda pun bisa berjumpa dengan banyak tokoh idola dan berfoto bersama.

Civil War Neeeh....
Civil War Neeeh....


Mengusung konsep yang mirip dengan Museum Patung Lilin Madam Tussaud di Hongkong, De Arca Museum hadir sebagai museum patung pertama dan terbesar di Indonesia. Tokoh-tokoh dunia dihadirkan dalam ukuran sebenarnya lengkap dengan kostum dan gesture khas mereka.

Museum De Arca terbagi menjadi tiga zona, yakni zona tokoh nasional, zona presiden dunia, dan zona tokoh dunia. Di zona tokoh nasional wisatawan bisa menjumpai patung Dahlan Iskan, Mbah Maridjan, R.A. Kartini, Cut Nyak Dien, Pangeran Diponegoro, dan masih banyak lagi. Memasuki zona selanjutnya, deretan pemimpin negara hadir dalam beragam pose. Soekarno, Susilo Bambang Yudhoyono, Ratu Elizabeth II, hingga Barack Obama berdiri dengan gagahnya.

ayo sungkem dulu sama mbah....
ayo sungkem dulu sama mbah....


Sedangkan di zona tokoh dunia pengunjung dapat berjumpa dengan Brad Pitt, Michael Jackson, Christiano Ronaldo, Jackie Chan, Hitler, hingga Dalai Lama. Bahkan di zona terakhir ini juga terdapat replika bajak laut Jack Sparrow dan Captain America. Menarik bukan? Sebelum mengunjungi museum De Arca, pastikan baterai kamera maupun ponsel Anda sudah terisi penuh sehingga Anda bisa mengambil gambar dengan beragam gaya. Kapan lagi coba bertemu banyak tokoh idola dan berfoto bersama dalam sekali waktu?



Lokasi dan Harga Tiket
Museum De Arca terletak di Pasar Seni XT Square, Jl Veteran, Pandeyan, Yogyakarta, bersebelahan dengan Museum De Mata Trick Eye. Untuk menyaksikan koleksi patung di museum ini wisatawan wajib membayar Rp 50.000, sedangkan tiket terusan dengan Museum De Mata sebesar Rp 75.000. Museum De Arca buka setiap hari mulai pukul 10.00 – 22.00 WIB.

De Arca Museum
ADDRESS : XT SQUARE JALAN VETERAN PADEYAN
YOGYAKARTA - INDONESIA
PHONE : (+62 274) 380809
RESERVATION : (+62 274) 7198777 
MOBILE : +62 8994 767 494
MARKETING : +6281 327 166 616 
PIN BLACKBERRY : 7508F791
E-MAIL : museumdearca@gmail.com
www.dearcamuseum.com


Baca Juga
  • Tugu Jogja, Terdiam dengan Sejarahnya...

Referensi Njogja
0
Share

Tugu Jogja merupakan landmark Kota Yogyakarta yang paling terkenal. Monumen ini berada tepat di tengah perempatan Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Jendral Soedirman, Jalan A.M Sangaji dan Jalan Diponegoro. Tugu Jogja yang berusia hampir 3 abad memiliki makna yang dalam sekaligus menyimpan beberapa rekaman sejarah kota Yogyakarta.

Tugu jogja Jaman dulu
Tugu jogja Jaman dulu


Tugu Jogja kira-kira didirikan setahun setelah Kraton Yogyakarta berdiri. Pada saat awal berdirinya, bangunan ini secara tegas menggambarkan Manunggaling Kawula Gusti, semangat persatuan rakyat dan penguasa untuk melawan penjajahan. Semangat persatuan atau yang disebut golong gilig itu tergambar jelas pada bangunan tugu, tiangnya berbentuk gilig (silinder) dan puncaknya berbentuk golong (bulat), sehingga disebut Tugu Golong-Gilig.

Bentuk Awal dan Setelah Di renovasi
Bentuk Awal dan Setelah Di renovasi


Secara rinci, bangunan Tugu Jogja saat awal dibangun berbentuk tiang silinder yang mengerucut ke atas. Bagian dasarnya berupa pagar yang melingkar sementara bagian puncaknya berbentuk bulat. Ketinggian bangunan tugu pada awalnya mencapai 25 meter.
 
Tugu di Jaman belanda
Tugu di Jaman belanda

Semuanya berubah pada tanggal 10 Juni 1867. Gempa yang mengguncang Yogyakarta saat itu membuat bangunan tugu runtuh. Bisa dikatakan, saat tugu runtuh ini merupakan keadaan transisi, sebelum makna persatuan benar-benar tak tercermin pada bangunan tugu.

Keadaan benar-benar berubah pada tahun 1889, saat pemerintah Belanda merenovasi bangunan tugu. Tugu dibuat dengan bentuk persegi dengan tiap sisi dihiasi semacam prasasti yang menunjukkan siapa saja yang terlibat dalam renovasi itu. Bagian puncak tugu tak lagi bulat, tetapi berbentuk kerucut yang runcing. Ketinggian bangunan juga menjadi lebih rendah, hanya setinggi 15 meter atau 10 meter lebih rendah dari bangunan semula. Sejak saat itu, tugu ini disebut juga sebagai De Witt Paal atau Tugu Pal Putih.

Perombakan bangunan itu sebenarnya merupakan taktik Belanda untuk mengikis persatuan antara rakyat dan raja. Namun, melihat perjuangan rakyat dan raja di Yogyakarta yang berlangsung sesudahnya, bisa diketahui bahwa upaya itu tidak berhasil.

Disaat Senja sudah mulai hilang, Tugu ini tetap berdiri kokoh dengan Sejuta Sejarah
Disaat Senja sudah mulai hilang, Tugu ini tetap berdiri kokoh dengan Sejuta Sejarah


Bila anda ingin memandang Tugu Jogja sepuasnya sambil mengenang makna filosofisnya, tersedia bangku yang menghadap ke tugu di pojok Jl. Pangeran Mangkubumi. Pukul 05.00 - 06.00 pagi hari merupakan saat yang tepat, saat udara masih segar dan belum banyak kendaraan bermotor yang lalu lalang. Sesekali mungkin anda akan disapa dengan senyum ramah loper koran yang hendak menuju kantor sirkulasi harian Kedaulatan Rakyat.

Begitu identiknya Tugu Jogja dengan Kota Yogyakarta, membuat banyak mahasiswa perantau mengungkapkan rasa senangnya setelah dinyatakan lulus kuliah dengan memeluk atau mencium Tugu Jogja. Mungkin hal itu juga sebagai ungkapan sayang kepada Kota Yogyakarta yang akan segera ditinggalkannya, sekaligus ikrar bahwa suatu saat nanti ia pasti akan mengunjungi kota tercinta ini lagi.

 Lokasi Tugu Jogja




Baca Juga
  • Menyusuri Surga Cinderamata di Malioboro Jogjakarta



Referensi Yogyes
0
Share

Berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti karangan bunga, Malioboro menjadi kembang yang pesonanya mampu menarik wisatawan. Tak hanya sarat kisah dan kenangan, Malioboro juga menjadi surga cinderamata di jantung Kota Jogja.


Suasana Trotoar Malioboro
Suasana Trotoar Malioboro

Matahari bersinar terik saat ribuan orang berdesak-desakan di sepanjang Jalan Malioboro. Mereka tidak hanya berdiri di trotoar namun meluber hingga badan jalan. Suasana begitu gaduh dan riuh. Tawa yang membuncah, jerit klakson mobil, alunan gamelan kaset, hingga teriakan pedagang yang menjajakan makanan dan mainan anak-anak berbaur menjadi satu. Setelah menunggu berjam-jam, akhirnya rombongan kirab yang ditunggu pun muncul.

Dokar Berjajar menunggu Penumpang
Dokar Berjajar menunggu Penumpang


Diawali oleh Bregada Prajurit Lombok Abang, iring-iringan kereta kencana mulai berjalan pelan. Kilatan blitz kamera dan gemuruh tepuk tangan menyambut saat pasangan pengantin lewat. Semua berdesakan ingin menyakasikan pasangan GKR Bendara dan KPH Yudhanegara yang terus melambaikan tangan dan menebarkan senyum ramah.

Itulah pemandangan yang terlihat saat rombongan kirab pawiwahan ageng putri bungsu Sultan Hamengku Buwono X lewat dari Keraton Yogyakarta menuju Bangsal Kepatihan. Ribuan orang berjejalan memenuhi Jalan Malioboro yang membentang dari utara ke selatan. Dalam bahasa Sansekerta, malioboro berarti jalan karangan bunga karena pada zaman dulu ketika Keraton mengadakan acara, jalan sepanjang 1 km ini akan dipenuhi karangan bunga.

Malioboro Jaman Dulu
Malioboro Jaman Dulu


Meski waktu terus bergulir dan jaman telah berubah, posisi Malioboro sebagai jalan utama tempat dilangsungkannya aneka kirab dan perayaan tidak pernah berubah. Hingga saat ini Malioboro, Benteng Vredeburg, dan Titik Nol masih menjadi tempat dilangsungkannya beragam karnaval mulai dari gelaran Jogja Java Carnival, Pekan Budaya Tionghoa, Festival Kesenian Yogyakarta, Karnaval Malioboro, dan masih banyak lainnya.

Sebelum berubah menjadi jalanan yang ramai, Malioboro hanyalah ruas jalan yang sepi dengan pohon asam tumbuh di kanan dan kirinya. Jalan ini hanya dilewati oleh masyarakat yang hendak ke Keraton atau kompleks kawasan Indische pertama di Jogja seperti Loji Besar (Benteng Vredeburg), Loji Kecil (kawasan di sebelah Gedung Agung), Loji Kebon (Gedung Agung), maupun Loji Setan.

Namun keberadaan Pasar Gede atau Pasar Beringharjo di sisi selatan serta adanya permukiman etnis Tionghoa di daerah Ketandan lambat laun mendongkrak perekonomian di kawasan tersebut. Kelompok Tionghoa menjadikan Malioboro sebagai kanal bisnisnya, sehingga kawasan perdagangan yang awalnya berpusat di Beringharjo dan Pecinan akhirnya meluas ke arah utara hingga Stasiun Tugu.

Wajah pasar BeringHarjo
Wajah pasar BeringHarjo

Melihat Malioboro yang berkembang pesat menjadi denyut nadi perdagangan dan pusat belanja, seorang kawan berujar bahwa Malioboro merupakan baby talk dari "mari yok borong". Di Malioboro Anda bisa memborong aneka barang yang diinginkan mulai dari pernik cantik, cinderamata unik, batik klasik, emas dan permata hingga peralatan rumah tangga. Bagi penggemar cinderamata, Malioboro menjadi surga perburuan yang asyik.

Pengunjung tak hanya dari lokal, tapi juga turis asing
Pengunjung tak hanya dari lokal, tapi juga turis asing


Berjalan kaki di bahu jalan sambil menawar aneka barang yang dijual oleh pedagang kaki lima akan menjadi pengalaman tersendiri. Aneka cinderamata buatan lokal seperti batik, hiasan rotan, perak, kerajinan bambu, wayang kulit, blangkon, miniatur kendaraan tradisional, asesoris, hingga gantungan kunci semua bisa ditemukan dengan mudah. Jika pandai menawar, barang-barang tersebut bisa dibawa pulang dengan harga yang terbilang murah.

Musisi Jalanan di Malioboro
Musisi Jalanan di Malioboro


Selain menjadi pusat perdagangan, jalan yang merupakan bagian dari sumbu imajiner yang menghubungkan Pantai Parangtritis, Panggung Krapyak, Kraton Yogyakarta, Tugu, dan Gunung Merapi ini pernah menjadi sarang serta panggung pertunjukan para seniman Malioboro pimpinan Umbu Landu Paranggi. Dari mereka pulalah budaya duduk lesehan di trotoar dipopulerkan yang akhirnya mengakar dan sangat identik dengan Malioboro. Menikmati makan malam yang romantis di warung lesehan sembari mendengarkan pengamen jalanan mendendangkan lagu "Yogyakarta" milik Kla Project akan menjadi pengalaman yang sangat membekas di hati.

Lesehan Malioboro, aneka kuliner dan diirini pengamen jalanan
Lesehan Malioboro, aneka kuliner dan diirini pengamen jalanan


Malioboro adalah rangkaian sejarah, kisah, dan kenangan yang saling berkelindan di tiap benak orang yang pernah menyambanginya. Pesona jalan ini tak pernah pudar oleh jaman. Eksotisme Malioboro terus berpendar hingga kini dan menginspirasi banyak orang, serta memaksa mereka untuk terus kembali ke Yogyakarta. Seperti kalimat awal yang ada dalam sajak Melodia karya Umbu Landu Paranggi "Cintalah yang membuat diriku betah sesekali bertahan", kenangan dan kecintaan banyak orang terhadap Malioboro lah yang membuat ruas jalan ini terus bertahan hingga kini.

Keterangan: Karnaval dan acara yang berlangsung di Kawasan Malioboro biasanya bersifat insidental dengan waktu pelaksanaan yang tidak menentu. Namun ada beberapa kegiatan yang rutin diselenggarakan setiap tahun seperti Festival Kesenian Yogyakarta pada bulan Juni hingga Juli, serta Pekan Kebudayaan Tionghoa yang dilaksanakan berdekatan dengan perayaan tahun baru China (Imlek).


Peta Malioboro



Baca Juga
  • Sungai Cheonggyecheon, Sungai Terbersih di Seoul Korea

Rerefensi Yogyes.com
0
Share
Sungai Cheonggyecheon
Sungai Cheonggyecheon

Sebagian besar sungai di Indonesia kurang terawat, dan inilah salah satu faktor penyebab banjir yang selalu terjadi di musim hujan, di sebagian besar wilayah kota, tak terkecuali Jakarta sebagai ibu kota negara. Tak terfikirkah keinginan untuk menciptakan sungai bersih, bukan sekadar rancangan di atas kertas, tetapi benar-benar nyata? Kalau mau, bisa kok. Pemerintah dan warga Seoul, Korea Selatan sudah membuktikannya. Lima tahun terakhir ini Sungai Cheonggyecheon menjadi pusat rehat warga kota yang murah-meriah.


Pengunjung betah untuk menikmati indahnya aliran sungai
Pengunjung betah untuk menikmati indahnya aliran sungai



Di tempat ini, warga Kota Seoul bisa melepas lelah dari kepenatan. Ada yang datang bersama kawan-kawan, ada juga yang memboyong keluarganya. Rehat di sungai bersih ini bahkan dapat mengurangi kebiasaan berbelanja di mal yang cenderung konsumtif. Warga cukup datang, jalan-jalan, menikmati keindahan sungai, dan semuanya tanpa dipungut biaya.

Sungai Cheonggyecheon terletak di jantung kota. Tak hanya memikat warga Seoul, kawasan ini juga sering dikunjungi wisatawan dari kota lain di Korea Selatan, bahkan wisatawan mancanegara. Sungai Cheonggyecheon benar-benar menawarkan daya tarik tersendiri, lantaran terjaga kebersihannya.
 
Sungai Cheonggyecheon saat malam hari
Suasana Malam Hari Tak Kalah Epic nya
Suasananya cukup tenang, meski di atasnya terlihat lalu-lalang ribuan kendaraan bermotor. Pada sisi kiri-kanan sungai tersedia jalur khusus untuk pejalan kaki, sehingga mereka bisa merasakan langsung kesejukan udara, sekaligus mendengar aliran air yang menyegarkan

Asal tahu saja, sungai sepanjang 6 kilometer itu dulunya sangat kumuh, bahkan menjadi jamban dan tempat buang sampah bagi banyak orang. Menurut laman Pemerintah Kota Seoul, setelah Perang Korea (1950 – 1953), Cheonggyecheon menjadi lokasi pemukiman kaum pendatang yang ingin mengadu nasib di ibu kota.

Pada dekade 1970-an, Cheonggyecheon berubah fungsi menjadi salah satu simbol “modernisasi” Korsel. Di tepi sungai berdiri ratusan tiang pancang dan beton untuk pembangunan jalan layang.
Pada 2003, Wali Kota (saat itu) Lee Myung-bak melakukan perubahan revolusioner. Lee yang pecinta lingkungan menginginkan agar Sungai Cheonggyecheon bisa kembali pada status awal, yaitu sebagai sungai kecil yang mengalir di jantung ibu kota.


Proses Pembangunan Yang Mengorbankan Jalan layang
Proses Pembangunan Yang Mengorbankan Jalan layang

Jalan-jalan layang di atas sungai akhirnya disingkirkan. Begitu pun dengan tiang pancang dan lapisan beton yang menutupnya. Dua tahun kemudian, Cheonggyecheon seperti “terlahir kembali”, bahkan kini menjadi salah satu kebanggaan Kota Seoul, ibu kota modern yang memperhatian kelestarian lingkungan hidup.

Popularitas Lee kemudian melambung tinggi, hingga akhirnya terpilih sebagai presiden Korea Selatan periode (2008 – 2013). Dia dianggap sebagai negarawan berkat visinya yang ramah lingkungan.

Setelah kondisi Sungai Cheonggyecheon menjadi bersih, bahkan menjadi salah satu pusat rehat sore hari, tingkat polusi udara di Seoul menurun drastis. Udara kota menjadi lebih sejuk.

Predikat Terbersih
Sungai Cheonggyecheon , Sungai terbersih



 Baca Juga
  •  Situ Patenggang, Sebuah Mitos Yang Romantis

Referensi Simomot
0
Share

Situ Patenggang atau Situ Patengan adalah suatu danau yang terletak di kawasan objek wisata alam Bandung Selatan, Jawa Barat, Indonesia, tepatnya di Ciwidey. Terletak di ketinggian 1600 meter di atas permukaan laut, danau ini memiliki pemandangan yang sangat eksotik. Situ patenggang juga memiliki pemandangan alam yang asri, karena disekitarnya terdapat hamparan kebun teh.

Kabut Pagi Situ Patengang via.http://anekatempatwisata.com/

Luas Situ Patenggang sekitar 45.000 hektar. Serta total luas cagar alamnya mencapai 123.077,15 hektar. Situ patenggang selalu menjadi pilihan wisatawan terutama bagi mereka yang baru pulang dari tempat wisata Kawah Putih. Jaraknya dari wisata kawah putih hanya sekitar 7 KM dan membutuhkan waktu sekitar 10 menit saja.

Dilihat dari perbukitan atas via.initempatwisata.com

Pintu Masuk



Mitos Situ Patenggang

Batu Cinta


Berdasarkan informasi yang tertera di lokasi wisata, situ Patenggang berasal dari bahasa Sunda, pateangan-teangan (saling mencari). Mengisahkan cinta Putra Prabu dan Putri titisan Dewi yang besar bersama alam, yaitu ki Santang dan Dewi Rengganis. Mereka berpisah untuk sekian lamanya. Karena cintanya yang begitu mendalam, mereka saling mencari dan akhirnya bertemu di sebuah tempat yang sampai sekarang dinamakan "Batu Cinta". 

Batu Cinta, Mitos yang sangat Romantis


Dewi Rengganispun minta dibuatkan danau dan sebuah perahu untuk berlayar bersama. Perahu inilah yang sampai sekarang menjadi sebuah pulau yang berbentuk hati (Pulau Asmara /Pulau Sasaka). Menurut cerita ini, yang singgah di batu cinta dan mengelilingi pulau asmara, senantiasa mendapat cinta yang abadi seperti mereka.


Lokasi dan transportasi

Situ patenggang terletak di daerah Bandung selatan dan terletak kurang lebih 35 KM dari kota Bandung.

Transportasi

Untuk menuju lokasi situ patenggang, bisa menggunakan angkutan umum berupa bis dari terminal leuwipanjang ke terminal ciwidey, disambung dengan angkutan desa ke situ patenggang. Jika menggunakan kendaraan pribadi, bisa melalui jalur jalan kopo - soreang - ciwidey -situ patenggang.

Akomodasi

Tiket masuk ke area wisata adalah Rp18.000 / orang untuk weekday dan Rp.20.500/orang untuk weekend, kemudian untuk kendaraannya bis Rp.22.000/bis, dan untuk mobil roda 4 Rp. 11.000/mobil dan untuk pengendara motor Rp.3.500/motor. Sarana yang tersedia antara lain berupa tempat parkir yang luas, toilet umum, mushala, dan tempat menginap yang berada dibawah pengelolaan Perhutani . Selain itu juga terdapat banyak gazebo yang bisa digunakan untukistirahat di sekitar objek wisata .


Situ Patenggang Bandung

Jalan Raya Ciwidey-Rancabali, 
Desa Patengan, Kecamatan Rancabali, 
Kabupaten Bandung,
 Jawa Barat 40973 - Indonesia.

http://www.situpatenggang.com/

Baca Juga
  • Bermain Bersama Ribuan Ikan di Sea World Ancol


Referensi Wikipedia
0
Share
Gerbang Depan Sea World
Gerbang Depan Sea World via.panduanwisata.id
Bagi sebagian besar warga Kota Jakarta dan sekitarnya seperti Kota Bogor, Kota Depok, Kota Tangerang, dan Kota Bekasi atau yang sering disingkat dengan Jabodetabek mungkin sudah sangat akrab dengan Taman Impian Jaya Ancol Jakarta. Tempat wisata di Jakarta yang sangat populer ini memang sehari-harinya tidak pernah sepi dari pengunjung atau wisatawan. Pengunjung yang datang ke obyek wisata di Jakarta yang satu ini berasal dari sekitar Kota Jakarta sendiri bahkan tidak sedikit pula yang berasal dari luar Kota Jakarta.

Hal ini tidaklah mengherankan mengingat Taman Impian Jaya Ancol merupakan salah satu tempat wisata di Jakarta yang menawarkan beraneka ragam dan jenis wisata dalam satu area. Jadi hanya dengan mengunjungi satu tempat saja yaitu Taman Impian Jaya Ancol, pengunjung sudah bisa sekaligus mengunjungi berbagai macam wahana wahana wisata di beberapa taman tematik yang ada di sini.

Ada Aquarium Shark nya juga loh... via.tripadvisor.com



Taman Impian Jaya Ancol sendiri merupakan sebuah taman hiburan yang sangat luas dan memiliki beberapa objek wisata di dalamnya yaitu Dufan Ancol (Dunia Fantasi Ancol), Atlantis Water Adventure Ancol, Gelanggang Samudra Ancol, Pantai Marina, Pasar Seni, dan masih ada banyak lagi lainnya. Dan satu lagi tempat wisata di Jakarta yang lokasinya berada di dalam kawasan Taman Impian Jaya Ancol yang cukup terkenal yaitu SeaWorld Ancol atau SeaWorld Indonesia.

SeaWorld Ancol merupakan salah satu tempat wisata di Jakarta khususnya di Jakarta Utara yang lokasinya berada di dalam kawasan wisata Taman Impian Jaya Ancol Jakarta. Dan seperti terlihat dari namanya, tempat wisata yang satu ini menawarkan wisata dunia laut dalam satu kawasan wisata. Di SeaWorld Indonesia ini para pengunjung bisa menikmati aneka suguhan wisata yang berhubungan dengan dunia laut dari mulai aneka satwa laut langka, sampai dengan museum kelautan yang sangat bagus sekali.

Lorong antasena
Lorong Antasena via.beritakabar.com/


Tidak hanya itu saja di sini para pengunjung juga bisa menikmati segala fasilitas penunjang yang yang sangat lengkap lainnya hanya dengan membayar harga tiket masuk Sea World Ancol yang masih cukup terjangkau. Pengunjung bisa melihat langsung koleksi ikan langka yang ada di SeaWorld Ancol ini melalui bermacam akuarium dari yang kecil sampai dengan yang berukuran raksasa. Tidak hanya aneka ikan kecil saja yang ada di sini, tapi berbagai koleksi ikan berukuran raksasa juga ada di sini seperti hiu, dugong, atau juga aqua arapaima yaitu semacam ikan air tawar berukuran super besar yang berasal dari sungai amazon.

Program Khusus di SeaWorld Ancol


Walaupun sebagian besar pengunjung datang ke SeaWorld Ancol untuk berwisata dan bermain, namun sebenarnya Sea World Ancol tidak hanya menyediakan tempat untuk berwisata saja, akan tetapi tempat ini juga menyediakan saran dan fasilitas bagi mereka yang memang ingin belajar lebih jauh mengenai dunia kelautan termasuk juga biota laut. Tidak ketinggalan pula sarana dan fasilitas bagi mereka yang khusus datang untuk mengadakan penelitian kelautan. Berikut ini dua macam program khusus andalan SeaWorld Ancol selain untuk wisatawan reguler :

  • Program Pendidikan

SeaWorld Ancol sebagai salah satu tempat wisata di Jakarta yang memiliki berbagai fasilitas penunjang yang cukup lengkap juga menyediakan program khusus bagi sekolah-sekolah yang ingin mengadakan wisata belajar, khususnya untuk lebih mengenal aneka biota laut Indonesia. Program pendidikan ini khusus dibuat bagi sekolah-sekolah, mulai dari Taman Kanak-kanak sampai dengan Sekolah Menengah Atas. Tujuan utamanya adalah untuk mengenalkan kehidupan laut pada anak-anak agar mereka lebih mencintai dan ikut melestarikan laut. 

Sarana pendidikan Sea World
Sarana Belajar di Sea World via.hargatiketmasuk.com


Selain itu juga untuk lebih mengetahui mengenai hubungan erat antara kehidupan laut dengan kehidupan manusia secara umum. Di program pendidikan khusus ini murid-murid dari berbagai sekolah bisa berkunjung secara berkelompok dengan sekolahnya masing-masing. Dan kemudian di tempat ini pihak pengelola Sea World Ancol akan menyediakan aneka sarana penunjangnya seperti misalnya pemandu, pengajar khusus, presentasi, dan tentunya melihat langsung rabuan biota laut yang ada di SeaWorld Ancol ini.

  • Program Konservasi

Selain menyediakan sarana bagi sekolah-sekolah yang ingin mengadakan program wisata belajar berkelompok, pihak SeaWorld Ancol juga memiliki program konservasi untuk beberapa jenis binatang laut yang langka. Salah satu binatang laut yang dilindungi dan mulai langka adalah penyu, dan di tempat ini penyu laut dikembangbiakkan dengan tujuan pelestarian. Di sini kita bisa melihat cukup banyak penyu laut yang sedang dikembangbiakkan, serta beberapa tukik atau anak penyu yang sudah mulai besar. Tukik-tukik ini nantinya juga akan dilepaskan ke habitat alam aslinya. –Harga Tiket Masuk SeaWorld Ancol Indonesia

Juga Sebagai Sarana konservasi
Juga Sebagai Sarana konservasi via.citraindonesia


Untuk bisa menikmati segala fasilitas yang ditawarkan oleh SeaWorld Indonesia, para pengunjung harus terlebih dahulu membayar harga tiket masuk SeaWorld Ancol. Anda tidak perlu khawatir karena harga tiket masuk SeaWorld Ancol ini masih cukup terjangkau bagi para wisatawan yang ingin berkunjung. Harga tiketnya cukup layak mengingat segala fasilitas dan hiburan yang bisa dinikmati di tempat ini. Dan untuk harga tiket masuk SeaWorld Ancol ini pengelola memiliki 2 kategori tiket SeaWorld Indonesia yaitu khusus bagi pengunjung perorangan, dan khusus bagi pengunjung berkelompok.

Harga Tiket Masuk SeaWorld Ancol

Untuk bisa menikmati segala fasilitas yang ditawarkan oleh SeaWorld Indonesia, para pengunjung harus terlebih dahulu membayar harga tiket masuk SeaWorld Ancol. Anda tidak perlu khawatir karena harga tiket masuk SeaWorld Ancol ini masih cukup terjangkau bagi para wisatawan yang ingin berkunjung. Harga tiketnya cukup layak mengingat segala fasilitas dan hiburan yang bisa dinikmati di tempat ini. Dan untuk harga tiket masuk SeaWorld Ancol ini pengelola memiliki 2 kategori tiket SeaWorld Indonesia yaitu khusus bagi pengunjung perorangan, dan khusus bagi pengunjung berkelompok.

Tiket Masuk SeaWorld :
**Untuk grup, peserta minimal 25 orang.


Tiket Masuk SeaWorld Ancol – Ocean Dream Samudra (Paket Bundling)


**Harga tiket masuk SeaWorld Ancol ini tidak termasuk harga tiket masuk Ancol.

Jam Buka

Bagi para pengunjung yang berdomisili mungkin sudah cukup sering berkunjung ke SeaWorld Indonesia ini dan tahu tentang informasi jam bukanya. Tapi bagi anda yang datang dari luar kota atau bahkan daerah lain yang jauh, maka informasi mengenai jam buka atau jam operasional SeaWorld Indonesia ini cukup penting untuk anda ketahui. Sea World Ancol ini beroperasi dan selalu dibuka setiap hari. Dan untuk jam buka, SeaWorld Indonesia mulai buka setiap hari pada pukul 09:00 WIB, dan tutup pada pukul 18:00 WIB. Mengingat jam buka tempat wisata di Jakarta Utara ini cukup panjang, maka pengunjung bisa sepuasnya bermain dan sekaligus juga belajar tentang kehidupan laut, khususnya tentang biota laut yang sangat beraneka ragam macamnya. –Harga Tiket Masuk SeaWorld Ancol Indonesia


Sea World Ancol

Berlokasi di: Taman Impian Jaya Ancol
Alamat: Taman Impian Jaya Ancol, Jl. Lodan Timur No. 7, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Telepon:(021) 6452976
Jam: 09.00 - 18.00


Baca Juga
  • Catatan Perjalanan : Mengunjungi Osaka Aquarium Kaiyukan Jepang

Referensi hargatiketmasuk.com
0
Share
Newer Posts Older Posts Home

Popular Posts

  • Mengenal Lebih Dalam Prefektur Fukuoka Jepang
    Sebagai prefektur yang terletak di bagian selatan Jepang, Fukuoka telah lama berperan sebagai penghubung Jepang dengan negara lainny...
  • Gyeongju (Kyongju), Kota dengan Sejuta Sejarah
    Kota Gyeongju Rapi dan Bersih Gyeongju adalah sebuah kota persisir yang berada jauh di ujung tenggara Provinsi Gyeongsang Utara, Ko...
  • Rute Kirab Budaya dan Pawai Kendaraan Hias 2015 Kota Malang
    Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kembali akan menggelar Kirab Budaya 2015 dalam rangka memperingati HUT ke-70...

Labels Cloud

Korea Selatan Mancanegara Wahana Wisata Wisata Alam Candi News Jepang Artikel Trip Kuliner Tempat Bersejarah Tempat Unik Malang Hotel dan Penginapan Museum Tips Budaya Pantai Peninggalan Sejarah Promo Singapura Batu Cafe China Inggris JatimPark Jogjakarta Myanmar Sungai Thailand Transportasi Wahana Wisata Belanja

Blog Archive

  • ►  2019 (5)
    • ►  December (4)
    • ►  January (1)
  • ►  2018 (7)
    • ►  December (7)
  • ▼  2016 (59)
    • ►  July (8)
    • ▼  June (10)
      • Hotel Areaone Hakata , Fukuoka Jepang
      • Mengenal Lebih Dalam Prefektur Fukuoka Jepang
      • Kali Code, Oase Metropolitan Jogja
      • Mengulik Sejenak Kokoh-nya Benteng Vredeburg Yogya...
      • De Arca Statue Museum Jogjakarta, Bertemu Patung T...
      • Tugu Jogja, Terdiam dengan Sejarahnya...
      • Menyusuri Surga Cinderamata di Malioboro Jogjakarta
      • Sungai Cheonggyecheon, Sungai Terbersih di Seoul K...
      • Situ Patenggang, Sebuah Mitos Yang Romantis
      • Bermain Bersama Ribuan Ikan di Sea World Ancol
    • ►  May (34)
    • ►  February (7)
  • ►  2015 (18)
    • ►  September (1)
    • ►  August (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (13)
  • ►  2014 (12)
    • ►  December (12)
Copyright © 2016 Netpacker

Created By ThemeXpose & Distributed By Free Blogger Templates