Pages

  • Home
  • Sitemap
Netpacker
Netpacker
  • Home
  • Wahana
    • Wahana Wisata
    • Wisata Alam
    • Wahana Air
    • Zoo
    • Tempat Unik
  • Alam
    • Pantai
    • Pegunungan
    • Air Terjun
    • Goa
    • Kota
    • Sungai
  • Sejarah
    • Museum
    • Peninggalan Sejarah
    • Tempat Bersejarah
    • Candi
  • Catatan
    • Artikel
    • News
    • Tips dan Trik
  • Hotel dan Penginapan
  • Transportasi
  • Rest Area
    • Kuliner
    • Wisata Belanja
    • Oleh-oleh
    • Budaya

Osaka Aquarium Kaiyukan terletak di tepi pantai Osaka. Perjalanan dari Stasiun Osaka sekitar 20 menit, transfer di Bentencho, dan turun di Stasiun Osakako (catat, ada -ko nya). Dari stasiun jalan aja sesuai petunjuk jalan sekitar 10 menit. Jika sudah melihat bianglala raksasa, berarti sudah sampai. Aquarium ini buka dari jam 10 pagi sampai 8 malam. Hanya saja, boleh masuk ke dalam 1 jam sebelum tutup. Soalnya, 1 jam keliling itu sudah sangat buru-buru. Buesar banget ini Aquarium, termasuk yg terbesar di dunia. Kami sampai di sana sekitar pukul 6 kurang.

Bianglala Tempozan di Kompleks Osaka Bay


Ongkos masuknya cenderung mahal: 2300 yen (dewasa). Bisa juga beli tiket tahunan, jadi sekali beli tiket itu bisa masuk sepuasnya selama setahun. Harganya lebih murah (lupa, 5100 yen apa ya). Walau tampak mahal, menurut kami cukup worth it untuk dikunjungi. Khususnya membawa anak-anak atau bagi kita-kita yg masih punya jiwa anak-anak.

Karena malem, situs sangat indah dihiasi warna-warni lampu iluminasi (bukan imunisasi ataupun wahyudi ya). Bianglala. Pohon. Tempat duduk. Semua kelap kelip. Di depan gerbang Aquarium Kaiyukan lebih wah lagi… Ada seperti tenda iluminasi dan banner raksasa dari susunan lampu-lampu membentuk gambar pinguin. Dan bisa ganti gambarnya! Dan ada secret illumination juga, yg bentuknya spesial cuma tampil di waktu-waktu tertentu (katanya). Jadi kalau penasaran, harus nongkrongin terus.


Kami cuma lewat dan mengagumi iluminasi itu sebentar dan langsung mencari pintu loket masuk Aquarium. Agak sepi, cuma satu loket yang buka dan antrian cuma sedikit. Udah mepet jam tutup sih ya… Iluminasi di balik pintu loket juga cukup menarik

Termpat Loket
Masuk ke gedung Aquarium, disambut dengan ruang kosong dan loker koin. Kalau nggak mau berat bawa barang. Agak maju dikit pintu keluar ke bawah dan beberapa konter tiket dan aksesori yang tidak kami amati secara detil (mau liat ikan!). Oh ya, Osaka Aquarium Kaiyukan ini adalah aquarium indoor berlantai 8. Secara umum terdiri dari dua gedung. Gedung utama sebagai pintu masuk cuma tiga tingkat. Layoutnya cukup rumit di awal. Kami sempat nyasar dan gak tahu, ini ikannya dimana… Muter-muter tapi gak dapet juga aquariumnya dimana…

Bentuk paus
Bentuk paus


Yang jelas, begitu melewati konter oleh-oleh tadi, terdapat kolam hiu dan pari. Langsung gan! Hardcore… Jadi ini kolam terbuka, kita bisa megang-megang anak hiu dan pari yang berenang-renang di kolam. Anak-anak pun banyak yg main. Tapi jangan diremes ya… Jangan pegang buntutnya juga… Setelah selesai, jangan lupa cuci tangan juga ya adik-adik…


Awas ekornya…
Awas Ekor nya

Kolam Hiu dan Pari
Kolam Hiu dan Pari

Di samping kolam hiu ada area pinguin. Lupa yg ini jenis apa. Yang jelas ngeliatin penguin ini rasanya agak aneh. Kayak waktu terhenti. Ya, si pinguin, hobinya, diam. Ditunggui lima menit pun nggak gerak. Cuma salah satu saja yg menghamburkan suatu cairan dari pantatnya di depan pengunjung. Nggak sopan, dasar pinguin nggak sekolah.


Kandang Penguin
Kandang Penguin

Aquarium
Aquarium

Di samping yg satunya lagi ada aquarium mini kayak di rumah-rumahan. Isinya ikan-ikan kecil. Macem di screensaver itu, atau feeding frenzy. Bedanya ini realistik banget! Ya iyalah, ikan beneran.

Di balik rumah pinguin ada sarang singa laut (atau anjing laut? nggak yakin saya). Susah difoto itu orang hewan, cepet banget… Ada juga area yang didedikasikan untuk informasi mengenai pelestarian laut. Isinya banner dan poster besar ttg info lingkungan, termasuk perairan Indonesia kalau tak salah.

Setelah muter-muter gak jelas, akhirnya kami nemu jalur menuju akuarium utama… Pintu masuknya adalah terowongan yang seluruh dindingnya kaca akuarium. Isinya hiu-hiu gitu…

Anjing laut berenang-renang
Anjing laut berenang-renang
Sarang anjing laut
Sarang anjing laut

Peta Dunia Layar Sentuh
Peta Dunia Layar Sentuh

Terowongan menuju aquarium
Terowongan menuju aquarium

Setelah melewati terowongan tadi, kami menjumpai sebuah eksalator super tinggi. Yang paling tinggi yang pernah saya lihat kayaknya. Kami berada di lantai dua. Dan ini eksalator kayaknya langsung membawa kami ke lantai delapan. Berdiri di eksalator ini bisa nonton dua atau tiga video Hetalia deh.

Di atas, tiba-tiba, hutan tropis menyambut kami. Wew… Di lantai atas gedung ada hutan tropis? Lengkap sama air terjunnya… Mantab sekali… Sayang, gelap, hape tak mampu membawa pulang kewahan lokasi ini. Harus didatengi sendiri kawan.

Tangganya Sooobb...
Tangganya Sooobb...

Poster Pintu Masuk Hutan
Poster Pintu Masuk Hutan
Air Terjun di Lantai 8
Air Terjun di Lantai 8

Ada Ikannya lhooo
Ada Ikannya lhooo

Konsep Aquarium ini adalah, pengunjung turun dari lantai 8 menuju lantai bawah di jalan spiral yang sisi-sisinya adalah akuarium. Di tengah gedung ada akuarium raksasa yang besarnya dari atas hingga bawah. Dengan demikian, kita bisa melihat kehidupan laut dari berbagai sudut kedalaman serta variasi hewan dari setiap kedalaman laut tersebut.

Panjang rute kayaknya ada lebih dari 1 km. Tertulis di lantai, kita sedang ada di posisi meter berapa. Sampai disinilah cerita saya, karena setelah ini hanyalah wah dan wah saja yang kami rasakan. Seperti anak kecil, kegirangan…

Setelah ini saya melihat ikan besar dan kecil (ada yang segede kamar tidur juga kayaknya… Cumi. Kadal. Berang-berang. Kepiting. Ubur-ubur. Ubur-ubur lagi. Laba-laba laut dan hewan-hewan laut aneh lainnya.

Berinteraksi langsung dengan Lumba-Lumba
Berinteraksi langsung dengan Lumba-Lumba
Ikan Pari
Ikan Pari
Melihat ikan-ikan besar gini. Dan melihat anak-anak yg dibawa orang tuanya… Wow, taberareruka kore? Ini bisa dimakan nggak ya… Kata seorang bapak ke anaknya… Seru banget kayaknya bawa anak kesini.

Dan saya baru tahu kalau ubur-ubur itu buaanyyaak jenisnya. Ada yang merah kayak mawar. Ada yang guede. Banyak yang kecil. Ada yang seupil. Bentuknya juga keren-keren…

Setelah diburu-buru keluar karena mepet jam tutup, kami turun dengan sedikit mempercepat langkah dan akhirnya sampai di lantai bawah daerah showroom ubur-ubur tadi. Keluar tiba-tiba muncullah kami di samping sarang si anjing laut dan mulut dino yg pertama kami lihat tadi. Jam delapan lewat kami keluar gedung dan meraskan kepuasan yg luar biasa (padahal diburu sama satpam supaya cepet keluar).

 Osaka Aquarium Kaiyukan
Tiket Masuk
2,300 yen (Dewasa), 1,200 yen (usia 7-15 tahun, siswa SD dan SMP), 600 yen (usia 4-6 tahun), Gratis (usia 3 tahun dan lebih muda), 2,000 yen (usia 60 tahun ke atas)
Jam Operasional
10:00〜20:00 (Jam akhir masuk : 19:00)
Alamat
1-1-10 Kaigan-dori Minato-ku Kota Osaka, Osaka
Akses
Kereta bawah tanah Osaka jalur Chuo [Stasiun Osaka-ko]
Kontak
+81-6-6576-5501
Homepage
http://www.kaiyukan.com/language/eng/index.htm
Baca Juga
  • Melirik Lebih Dalam Sisi Keindahan Lawang sewu 



Referensi albadrln.wordpress.com
0
Share
Lawang Sewu di malam hari
Lawang Sewu di malam hari.

Lawang Sewu (bahasa Indonesia: seribu pintu) adalah gedung gedung bersejarah di Indonesia yang berlokasi di Kota Semarang, Jawa Tengah. Gedung ini, dahulu yang merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut Wilhelminaplein.


Lawang Seru setelah Renovasi tampak lebih bersih
Lawang Seru setelah Renovasi tampak lebih bersih


Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu karena bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak, meskipun kenyataannya, jumlah pintunya tidak mencapai seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela yang tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu (lawang).


Teras dalam dengan jajaran Pintu
Teras dalam dengan jajaran Pintu


Bangunan kuno dan megah berlantai dua ini setelah kemerdekaan dipakai sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Perhubungan Jawa Tengah. Pada masa perjuangan gedung ini memiliki catatan sejarah tersendiri yaitu ketika berlangsung peristiwa Pertempuran lima hari di Semarang (14 Oktober - 19 Oktober 1945). Gedung tua ini menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara pemuda AMKA atau Angkatan Muda Kereta Api melawan Kempetai dan Kidobutai, Jepang. Maka dari itu Pemerintah Kota Semarang dengan Surat Keputusan Wali Kota Nomor. 650/50/1992, memasukan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi.

Saat ini bangunan tua tersebut telah mengalami tahap konservasi dan revitalisasi yang dilakukan oleh Unit Pelestarian benda dan bangunan bersejarah PT Kereta Api Persero

Baca Juga
  • Menyusuri Jejak Cinta Chun Hyang & Mong Ryong Di Gwanghallu Garden, Namwon - Korea Selatan

Sejarah


Bangunan Lawang Sewu dibangun pada 27 Februari 1904 dengan nama lain Het hoofdkantor van de Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (Kantor Pusat NIS). Awalnya kegiatan administrasi perkantoran dilakukan di Stasiun Semarang Gudang (Samarang NIS), namun dengan berkembangnya jalur jaringan kereta yang sangat pesat, mengakibatkan bertambahnya personil teknis dan tenaga administrasi yang tidak sedikit seiring berkembangnya administrasi perkantoran.

 Gedung Lawang Sewu pada tahun 1920–an
Gedung Lawang Sewu pada tahun 1920–an
Pada akibatnya kantor NIS di stasiun Samarang NIS tidak lagi memadai. Berbagai solusi dilakukan NIS antara lain menyewa beberapa bangunan milik perseorangan sebagai solusi sementara yang justru menambah tidak efisien. Apalagi letak stasiun Samarang NIS berada di dekat rawa sehingga urusan sanitasi dan kesehatan pun menjadi pertimbangan penting. Maka, diusulkanlah alternatif lain: membangun kantor administrasi di lokasi baru. Pilihan jatuh ke lahan yang pada masa itu berada di pinggir kota berdekatan dengan kediaman Residen. Letaknya di ujung Bodjongweg Semarang (sekarang Jalan Pemuda), di sudut pertemuan Bodjongweg dan Samarang naar Kendalweg (jalan raya menuju Kendal).
Skema rancangan Lawang Sewu 1901
Skema rancangan Lawang Sewu 1901


NIS mempercayakan rancangan gedung kantor pusat NIS di Semarang kepada Prof. Jacob F. Klinkhamer (TH Delft) dan B.J. Quendag, arsitek yang berdomisili di Amsterdam. Seluruh proses perancangan dilakukan di Belanda, baru kemudian gambar-gambar dibawa ke Kota Semarang. Melihat dari cetak biru Lawang Sewu tertulis bahwa site plan dan denah bangunan ini telah digambar di Amsterdam pada tahun 1903. Begitu pula kelengkapan gambar kerjanya dibuat dan ditandatangani di Amsterdam tahun 1903.

Cetak biru Gedung B.
Cetak biru Gedung B.


Lawang Sewu Semarang merupakan salah satu objek wisata sejarah di Semarang yang menghadirkan keindahan arsitektural bangunan yang unik. Bangunan peninggalan masa lampau ini mampu menyuguhkan sebuah pemandangan yang disukai banyak kalangan, terutama para penikmat fotografi.

Lebih dari sekedar itu, Lawang Sewu adalah pula salah satu tempat bersejarah saat masa perang kemerdekaan Indonesia. Sisi menarik bangunan ini terletak pada riwayatnya, rancang arsitektural, hingga sejumlah kisah bernuansa mistis. Anda dapat menjumpai Lawang Sewu di kawasan Bundaran Tugu Muda, kota Semarang, Jawa Tengah.


Ruang bawah tanah Gedung B, yang dikatakan angker.
Ruang bawah tanah Gedung B, yang dikatakan angker.


Pada masa itu dan hingga kini, masyarakat Semarang menyebut bangunan tersebut sebagai “Lawang Sewu” karena memiliki pintu yang  banyak. Dalam bahasa Jawa, “lawang” berarti pintu dan “sewu” berarti seribu. Secara harfiah, berarti pintu seribu. Tetapi sesungguhnya pintu bangunan ini tidaklah berjumlah seribu. Jika Anda mengunjungi bangunan unik di Semarang ini, Anda dapat menyaksikan betapa banyaknya jendela berukuran lebar dan tinggi yang melekat pada bangunan. Jendela-jendela inilah yang kemudian oleh masyarakat lokal dipersepsikan pula sebagai pintu.


Salah satu sudut lawang sewu
Salah satu sudut lawang sewu

Lawang Sewu Semarang juga memiliki nilai historis. Bangunan tua ini pernah menjadi saksi bisu Pertempuran Lima Hari di Semarang dan merupakan lokasi pertempuran antara Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) melawan Kidobutai dan Kempetai Jepang. Inilah sebab pemerintah lokal memasukkan bangunan tua tersebut sebagai salah satu bangunan bersejarah di Semarang yang harus dilindungi. Bangunan Lawang Sewu telah selesai dipugar dan direvitalisasi pada tahun 2011 lalu.

Hal Menarik Lawang Sewu Semarang

Lawang Sewu Semarang terdiri dari empat bangunan. Anda harus membayar tiket masuk Lawang Sewu untuk dapat mengeksplorasi objek wisata ini. Tentu saja, Anda akan ditemani oleh pemandu tatkala berkeliling di Lawang Sewu. Jika Anda datang sendirian, Anda dapat bergabung dengan pengunjung lainnya yang ada di sana agar biaya jasa pemandu dapat ditekan lebih hemat.
Menelusuri Lawang Sewu
Menelusuri Lawang Sewu


Bangunan Lawang Sewu memiliki tiga lantai. Anda akan diarahkan ke lantai dua melewati sebuah tangga besar. Saat menaiki anak tangga, Anda dapat menyaksikan sebuah dinding kaca berukiran indah dan warna-warni. Kaca yang langsung didatangkan dari Belanda ini masih asli dan terawat. Tatkala menelusuri pintu-pintu dan lorong-lorong sepanjang lantai dua, pemandu biasanya akan menjelaskan sejarah bangunan ini. Coba lihat keadaan di luar bangunan, Anda dapat menyaksikan lalu lintas di kawasan Tugu Muda saat berada di balkon gedung ini.

Secara umum, bangunan Lawang Sewu memiliki suasana yang terbilang cukup pengap dengan pencahayaan yang remang-remang. Hal yang demikian turut menambah nuansa mistis dan mencekam yang mana sering mewarnai cerita-cerita dari mereka yang pernah berkunjung ke Lawang Sewu Semarang.

Pemandangan Tugu Muda dari Lawang Sewu Semarang
Pemandangan Tugu Muda dari Lawang Sewu Semarang

Beberapa orang yang memiliki kepekaan supranatural pernah mengisahkan tentang ragam penampakan yang ada di sana. Tetapi sesungguhnya, suasana tersebut tidak mengurangi pesona yang dimiliki bangunan tua yang berdesain indah dan artistik ini. Dari sekian banyak ruang yang ada, hanya ada satu ruangan yang terbuka. Konon, ruangan tersebut dulunya adalah ruangan kerja milik pejabat tinggi kolonial Belanda.

Penelusuran di sepanjang lantai dua akan berakhir di ujung bangunan di mana Anda dapat menemukan sebuah jembatan penghubung menuju gedung lainnya. Jembatan penghubung ini akan membawa Anda sampai ke gedung bagian belakang. Saat menelusuri lorong selanjutnya, akan terlihat sebuah selokan di bawah tepian sebuah lorong. Selokan ini konon pernah menjadi tempat untuk membuang mayat yang kepalanya telah dipenggal semasa penjajahan Jepang .
Dari lantai dua, pemandu akan membawa Anda menuju bagian atas. Bagian ini merupakan loteng dan menurut cerita pernah dijadikan tempat penyiksaan tawanan saat penjajahan Jepang.
Bagian atas Lawang Sewu Semarang
Bagian atas Lawang Sewu Semarang


Lawang Sewu juga memiliki ruang bawah tanah. Tetapi, Anda harus membayar lagi tiket masuk untuk dapat masuk ke ruang bawah tanah ini. Di masa lampau, ruangan yang semula berfungsi sebagai saluran pembuangan air ini pernah dijadikan sebagai penjara. Saat akan memasuki ruang bawah tanah, Anda dapat memabaca larangan untuk melakukan segala aktivitas berbau mistis. Untuk menelusuri ruangan bawah tanah ini, Anda perlu menerobos genangan air yang cukup tinggi.

Di Lawang Sewu Semarang, juga terdapat gedung lain berukuran lebih kecil yang difungsikan sebagai museum kereta api. Saat memasuki gedung ini, Anda dapat membaca tulisan mengenai sejarah bangunan Lawang Sewu. Gedung ini memiliki beberapa ruangan. Ruangan utama gedung dijadikan sebagai tempat untuk memamerkan sejumlah foto berukuran besar serta peralatan untuk mengatur jalur kereta api di masa Belanda.

Rute Perjalanan ke Lawang Sewu Semarang

Karena letaknya yang berada di pusat kota Semarang, akses menuju Lawang Sewu terbilang sangat mudah. Jika Anda berasal dari luar Semarang, tersedia berbagai macam pilihan transportasi untuk dapat tiba di sana, baik itu menggunakan kendaraan pribadi, bus, kereta api, hingga pesawat terbang. Setiba di Semarang, tentu saja Anda akan dapat segera tiba di bangunan bersejarah ini.

Peta Lawang Sewu

Lawang Sewu Semarang 

Alamat: Komplek Tugu Muda, Jl. Pemuda, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
Lantai: 3
Jam buka:
Jumat    06.00–21.00
Sabtu    06.00–18.00
Minggu    06.00–18.00
Senin    06.00–21.00
Selasa    06.00–21.00
Rabu    06.00–21.00
Kamis    06.00–21.00
Provinsi: Jawa Tengah
Telepon: +62 24 3542015
Arsitek: Cosman Citroen



Referensi Wikipedia , .initempatwisata.com

0
Share
Gerbang masuk Pasar Seni Sukowati
Gerbang masuk Pasar Seni Sukowati
Pasar Sukawati atau Sukowati adalah pasar Seni yang sangat terkenal sampai ke penjuru dunia. Pasar seni Sukawati terdapat di Desa Sukawati Kabupaten Gianyar. Jarak dari airport Denpasar sekitar tiga puluh kilometer, yang dapat anda tempuh dengan mobil selama 45 menit.

Karena sangat terkenal, sebagian besar wisatawan yang liburan di Bali, akan menyempatkan diri untuk berkunjung ke Pasar Seni Sukawati. Oleh karena itu banyak penyedia jasa paket liburan ke Bali, menjadwalkan rute tour ke Pasar Seni Sukawati.


Pasar seni Sukawati sangat terkenal karena menjual pakaian dan kerajinan traditional khas Bali dengan harga yang sangat murah. Pakaian seperti Batik yang berciri khas Batik ornamen Bali.

Anda juga akan banyak melihat pakaian baik celana maupun baju, yang dapat anda gunakan di pantai dan harganya pun sangat murah dibandingkan dengan tempat lain. Jadi anda dapat membeli oleh-oleh khas Bali, yang dapat anda berikan kepada teman dan keluarga anda, tanpa banyak menghabiskan biaya liburan.

Tempat Membeli Oleh-Oleh Khas Bali Harga Murah

Semua harga yang ditawarkan disini, dapat anda tawar. Jadi pintar-pintarlah untuk menawar. Sebagai bayangan untuk anda, harga pas di pasar Pasar Seni Sukawati adalah sepertiga dari harga yang ditawarkan oleh penjual.

Berbagai Jenis Kerajinan Khas Bali terdapat Disini
Berbagai Jenis Kerajinan Khas Bali terdapat Disini


Jika anda ingin sukses menawar harga, maka sebaiknya anda datang di pagi hari pada saat baru buka. Karena kepercayaan orang Bali, jika pada saat baru buka dagangan langsung dapat terjual, maka akan memperlaris barang dagangan mereka. Jadi jika anda mampu datang ke pasar seni Sukawati pada pukul 10:00 wita (waktu lokal), alangkah baiknya anda mencoba menawar lebih murah.

Ada juga Lukisan dari Seniman Lokal
Ada juga Lukisan dari Seniman Lokal


Selain pakaian dan Batik, di pasar traditional ini juga terdapat lukisan yang dapat anda beli, aliran lukisan yang dijual seperti naturalis dan abstrak. Harga yang ditawarkan juga beranekaragam dan biasanya di pasar Pasar Seni Sukawati, harga ditentukan oleh ukuran lukisan.

Anda juga dapat membeli lukisan dengan bingkai atau tanpa bingkai. Sebaiknya tanpa bingkai, karena bingkai lukisan akan menambah berat barang bawaan anda, apalagi jika anda menggunakan pesawat terbang.

Pasar Sukawati Bali Jam Buka

    Art Market: 10:00 – 17:00
    Local Market: 8:00 – 15:00


Jika anda datang ke pasar seni Sukawati Bali, anda dapat menyempatkan diri untuk berkunjung ke Desa Celuk untuk melihat kerajinan Perak khas Bali. Jarak antara desa Sukawati Dengan Desa Celuk hanya terpisah 5 kilometer. Jadi waktu anda tidak akan habis didalam kendaraan. Pasar Seni Sukawati juga berdekatan dengan tempat wisata Ubud.


Peta Pasar Suko Wati 





Referensi rentalmobilbali.net
0
Share
Kota Gyeongju Rapi dan Bersih
Kota Gyeongju Rapi dan Bersih

Gyeongju adalah sebuah kota persisir yang berada jauh di ujung tenggara Provinsi Gyeongsang Utara, Korea Selatan. Ini adalah kota terbesar kedua, setelah kota Andong, di provinsi ini. Kota ini berada 370 km di tenggara Seoul, dan 55 km di timur ibu kota provinsi, Daegu. Di sebelah timur, kota ini berbatasan langsung dengan Laut Jepang, sehingga menawarkan pemandangan pantai yang menyegarkan. Di sepanjang kota, terdapat beberapa pegunungan rendah yang tersebar dan menambah daya tarik bagi kota yang penuh sejarah ini.

Gyeongju City Map
Gyeongju City Map
 Gyeongju menjadi kota yang penting dalam sejarah budaya Korea Selatan, karena kota ini menjadi ibu kota dari kerajaan kuno Korea Selatan, Silla yang berdiri dari tahun 57 SM sampai tahun 935. Kerajaan ini menguasai 2/3 Semenanjung Korea antara abad VII dan IX.








Penyebaran agama Budha cukup merata di kota ini
Penyebaran agama Budha cukup merata di kota ini
Ajaran Buddha Mahayana disebarkan dari Cina ke Korea melalui pengajaran-pengajaran pada abad VII. Ajaran ini kemudian diterima sebagai agama negara dan dianut oleh sebagin besar penduduknya. Gunung Namsan, yang semula disucikan sebagai tempat pemujaan di Korea, berubah manjadi gunung suci Buddha. Kemudian di gunung ini didirikan bangunan-bangunan dengan arsitektur berteknologi tinggi, pekerjaan-pekerjaan tangan yang tanpa cela, kuil-kuil, biara-biara, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan pemujaan kepada Buddha.

Seiring berakhirnya kekuasaan Kerajaan Silla, Korea mengalami perang saudara. Korea baru kembali dipersatukan oleh Dinasti Yi (Chosun), yang berkuasa hingga tahun 1910. Dalam perkembangannya, nagara ini diinvasi dan dihancurkan oleh Jepang pada akhir abad ke-16, dan oleh Kekaisaran Manchu pada abad ke-18, sebelum dianeksasi oleh Jepang pada tahun 1910.

Peradaban yang panjang di kota ini banyak meninggalkan bangunan bersejarah
Sejarah banyak meninggalkan bangunan bersejarah
Dengan sejarahnya yang panjang ini, Gyeongju mencoba untuk tetap mempertahankan identitas kotanya, meskipun banyak bangunan utamanya mengalami degradasi atau bahkan penghancuran. Karena kaya akan sejarah, kota ini menjadi situs sejarah yang sangat lengkap di Korea Selatan dan dipilih oleh UNESCO menjadi Warisan Sejarah Dunia.

Salah satu peninggalan yang iconic di Gyeongju
Salah satu peninggalan yang iconic di Gyeongju


Di kota ini Anda dapat menikmati situs-situs peninggalan sejarah dengan benda-benda sejarahnya yang tersisa dari kejayaan masa lalu yang pernah menjadi sangat dominan di kota ini. Pegunungan-pegunungan yang dipenuhi dengan kuil-kuil sampai saat ini masih menjadi tempat ziarah bagi para pemeluk agama Buddha, dan sekaligus tempat wisata bagi para pengunjung. Di tempat ini, Anda dapat menikmati ketenangan khas biara dan sekaligus kesegaran alam pegunungan. Karena kekayaan sejarahnya ini, kota Gyeongju dikenal sebagai museum tanpa dinding, di mana Anda dapat langsung bersentuhan dengan sejarah masa lalu bahkan dari jalan setapak yang Anda lewati.

Baca Juga
  • Wisata Alam Curug Dago Bandung


Referensi Panduan Wisata
0
Share


Keindahan alam yang disajikan oleh Bandung merupakan salah satu keindahan yang menjadi pesona negri Indonesia. Suasananya yang sejuk karena banyak dipenuhi hutan dan kebun teh menjadikan Bandung sebagai tujuan wisata alam yang selalu menyenangkan.

Selain itu, sawah-sawah yang hijau dan tertata rapi adalah daya tarik yang juga ditawarkan oleh Bandung. Walaupun banyak gedung-gedung bertingkat serta pusat-pusat perbelanjaan modern yang menelan biaya ratusan miliar bahkan hingga triliunan, namun Bandung tetap memiliki sisi kesejukan yang menawarkan suasana pedesaan yang asri.

Daerahnya yang berbukit dan bergunung-gunung, membuat Bandung memiliki banyak sumber air dan sungai. Salah satu kawasan yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan adalah Taman Hutan Raya Juanda yang terkenal akan keindahannya. Di sekitar tempat ini ternyata terdapat sebuah curug atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan air terjun tepatnya berada di Dago.


Jika berkunjung ke Hutan Raya Juanda, tidak ada salahnya jika menyempatkan diri datang ke Taman Budaya Dago. Bandung memang tidak memiliki banyak objek wisata air terjun namun, air terjun yang ada di Bandung tetap memiliki daya tarik tersendiri. Layaknya air terjun yang lain, Air Terjun Dago juga merupakan objek wisata yang menarik dan menyajikan keindahan yang alami.

Air Terjun Dago bukanlah air terjun yang tinggi, karena air terjun ini hanya memiliki ketinggian sekitar 12 meter. Yang menjadikannya berbeda, tempat ini memiliki beberapa nilai sejarah yang berhubungan dengan negara Thailand.

Pesona Curug Dago

curug dago bandung
Pertama kali menginjakkan kaki di Dago, setelah melewati bukit dan Hutan Raya Ir. H. Juanda, tempat ini tampak masih sangat alami ditumbuhi berbagai pepohonan yang hijau dan dipenuhi dengan suara air yang terjun dari ketinggian. Lokasinya yang sedikit tersembunyi membuat kita harus sedikit berpetualang namun kelahan akan terbayar dengan menyaksikan suasana yang ada di tempat ini. Curug Dago muncul dari sebuah celah di antara tebing-tebing yang mengelilingi tempat ini. Dan terdapat sebuah bangunan yang cukup kontras berwarna merah terang dan krem.

Air Terjun Dago memiliki warna yang kecoklatan, artinya bahwa air di tempat ini tidak jernih dan tidak dianjurkan bagi Anda untuk mandi serta melakukan berbagai aktivitas.
Curug ini merupakan prasasti batu tulis peninggalan kerajaan Thailand yang pernah berkunjung pada tahun 1818 Masehi. Bangunan tersebut dirawat dan dijaga hingga kini sebagai salah satu bukti sejarah.

Lokasi Curug Dago

Terletak di Desa Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat 40135. Tempat ini berada sekitar 8 km dari pusat kota Bandung.

Akses Menuju Curug Dago

Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum untuk sampai ke objek wisata dago Bandung. Angkutan umum jurusan caringin - dago atau angkutan umum jurusan caringin - sadang serang juga bisa di gunakan.

Untuk bisa menikmati keindahan alam di curug dago kita bisa datang ke kawasan objek wisata dengan beberapa alternatif yang bisa Anda pilih. Pertama bisa melakukan perjalanan menuju terminal dago kemudian masuklah ke taman budaya ganesha dago atau yang biasa dikenal dengan dago tea house. Selanjutnya mulai dari sini kita hanya bisa menggunakan kendaraan roda dua atau berjalan kaki menuju ke objek wisata tersebut.

Jalur lain yang juga bisa di tempuh setelah sampai di terminal dago adalah, dengan mengambil jalur masuk yang berupa jalan setapak yang memiliki lebar 1 meter namun sudah diberi semen dan beton.

Fasilitas dan akomodasi

Tidak banyak fasilitas yang bisa pengunjung temukan di tempat ini karena objek wisata yang satu ini belum dikelola sepenuhnya oleh pemerintah kota Bandung. Walau demikian kita tidak membutuhkan banyak hal di tempat ini karena kita hanya datang untuk menikmati keindahan alam dan air terjun.
Jika Anda berasal dari luar daerah dan membutuhkan tempat menginap, Anda bisa mencari hotel di Bandung yang berlokasi di mana saja. Hotel yang berlokasi di pusat kota tentu saja menjadi pilihan tepat karena memiliki tempat yang strategis sehingga lebih mudah untuk pergi ke mana pun yang di inginkan. Keuntungan lain yang bisa Anda peroleh adalah banyaknya daftar hotel di Bandung yang memiliki fasilitas unik namun berharga murah yang dapat di pilih.

Berikut ini saran untuk memasuki area itu:

1. Menggunakan angkot: turunlah di Terminal Dago, teruskan dengan berjalan kaki. Berjalanlah dengan tenang, jangan berlarian. Jangan juga bercanda berlebihan. Tetap hati-hati.

2. Menggunakan motor: silakan berpikir. Mengingat di hadapan merupakan jalan yang menukik, saya rasa hanya pengendara yang sudah ahli yang bisa melaluinya. Jika belum berpengalaman melewati jalan serupa, sebaiknya parkirkan motor di atas (dititipkan kepada tukang ojek, misalnya). Jika yakin bisa membawa motor ke bawah, pastikan bahwa rem motor berfungsi baik.

3. Menggunakan sepeda: tuntun saja sepedamu. Pesepeda profesional sekalipun, saya ragu bisa turun dengan baik di jalan ini. Tuntunlah sepedamu sambil mengendalikan laju dengan rem belakang. Teruslah hati-hati.

Tidak terlalu jauh dari jalan menurun itu, beberapa meter di depan, masih di sebelah kiri, kita akan menemukan papan petunjuk Prasasti Curug Dago. Ya, kita harus masuk ke jalan di balik benteng itu. Jalan kecil berbeton yang hanya cukup untuk satu motor.
rute menuju prasasti batu tulis di Dago Bandung
Papan petunjuk prasasti.
Sesuai informasi dari papan itu, kita akan masuk ke area curug setelah berjalan 200 meter. Ikuti saja jalan itu sampai kita melihat pos abu-abu di sebelah kanan. Itulah pintu masuk (yang resmi).
cara ke Curug Dago
Di balik pepohonan, di sebelah kanan sebuah pos abu-abu terlihat. Itu pintu masuknya.
Karena masih satu pengelolaan dengan Tahura Djuanda (Dago Pakar) sama seperti Tebing Keraton, kita akan dikenakan tarif yang sama, Rp11.000,00 (per orang). Sementara, tarif membawa motor masuk adalah Rp5.000,00.

Pastikan kita mendapatkan tiket masuk beserta lembaran asuransi. Jaga baik-baik tiket itu dan jangan dibuang karena masih bisa digunakan untuk masuk ke Tahura Djuanda dan Tebing Keraton. Betul, satu tiket berlaku untuk tiga tempat wisata. Jangan sia-siakan!😀



Curug Dago 
Desa Dago, Kecamatan Coblong,
Kota Bandung, Jawa Barat 40135

Tarif Masuk
Rp. 11.000 ( Per Orang )
Rp. 5.000 ( Motor Masuk / Jasa parkir )


Referensi GoIndonesia , Selaras Memori

0
Share


Pencapaian estetika dan keahlian teknik arsitektur yang ditampilkan Borobudur, serta ukurannya yang luar biasa, menjadi bukti keagungan masa lalu, dan telah membangkitkan kebanggaan bagi Bangsa Indonesia. Sebagaimana peran Angkor Wat bagi Bangsa Kamboja, Borobudur telah menjadi simbol yang kuat bagi Indonesia — sebagai saksi kejayaan masa lalu. Sukarno menegaskannya dengan mengajak tamu-tamu negara mengunjunginya. Sementara pemerintahan Suharto — menyadari makna simbolis dan potensi ekonominya — secara tekun menggelar proyek pemugaran untuk memulihkan monumen ini dengan bantuan UNESCO. Banyak museum di Indonesia memamerkan model skala kecil atau replika Borobudur. Monumen ini telah menjadi ikon, dikelompokkan bersama wayang dan gamelan sebagai wujud budaya klasik Jawa yang menjadi inspirasi Indonesia.


Beberapa artefak arkeologi dari Borobudur, atau replikanya, dipamerkan di beberapa museum di Indonesia dan mancanegara. Selain Museum Karmawibhangga dalam kompleks Borobudur, beberapa museum menyimpan relik dari Borobudur, antara lain Museum Nasional Indonesia, Tropenmuseum di Amsterdam, British Museum di London, dan Museum Nasional Bangkok. Sementara Museum Louvre di Paris, Museum Negara Malaysia di Kuala Lumpur, dan Museum Agama Dunia di Taipei juga menampilkan replika Borobudur. Monumen ini telah menarik perhatian dunia kepada peradaban klasik Buddha Jawa Kuno.

Penemuan kembali dan pemugaran Borobudur telah disanjung-sanjung oleh Umat Buddha Indonesia sebagai pertanda kebangkitan ajaran Buddha di Indonesia. Pada 1934, Narada Thera, seorang biksu penceramah dari Sri Lanka, mengunjungi Indonesia untuk pertama kalinya sebagai bagian dari perjalanannya menyebarkan ajaran Dharma di Asia Tenggara. Kesempatan ini dimanfaatkan umat Buddha setempat untuk membangkitkan kembali seruan Dharma di Indonesia. Pada kesempatan itu digelar upacara penanaman Pohon Bodhi di sisi tenggara Borobudur, pada tanggal 10 Maret 1934 dengan diberkati oleh Narada Thera, sekaligus pengangkatan beberapa Upasaka menjadi Bhiksu. Setiap tahun, ribuan umat Buddha dari seluruh Indonesia dan negara-negara tetangga, berkumpul di Borobudur untuk memperingati hari Trisuci Waisak.

Lambang provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Magelang, menampilkan gambar Borobudur. Candi ini telah menjadi simbol Jawa Tengah, dan Indonesia secara luas. Borobudur telah menjadi nama beberapa institusi dan badan usaha, seperti Universitas Borobudur, Hotel Borobudur Jakarta, serta beberapa rumah makan Indonesia di luar negeri. Borobudur ditampilkan dalam uang rupiah, perangko, dibahas dalam beberapa buku, berita, publikasi, dokumenter, serta materi promosi pariwisata Indonesia. Candi ini menjadi atraksi wisata terkemuka di Indonesia, penting untuk menggerakan roda perekonomian lokal dan di kawasan sekitar Borobudur. Misalnya, sektor pariwisata Kota Yogyakarta tumbuh berkembang salah satunya berkat kedekatannya dengan candi Borobudur dan Prambanan.

Baca Juga
  • Sejarah Candi Borobudur ( Part 1 : Pembangunan )
  • Sejarah Candi Borobudur ( Part 2 : Borobudur di Terlantarkan ) 
  • Sejarah Candi Borobudur ( Part 3 : Penemuan Kembali ) 
  • Sejarah Candi Borobudur ( Part 4 : Pemugaran )
  • Sejarah Candi Borobudur ( Part 5 : Pasca Pemugaran )  
  • Sejarah Candi Borobudur ( Part 6 : Arsitektur )
  • Sejarah Candi Borobudur ( Part 7 : Relief ) 
  • Sejarah Candi Borobudur ( Part 8 : Arca Budha )  
  • Sejarah Candi Borobudur ( Part 9 : Warisan - Selesai )


Referensi WIkipedia
0
Share

Selain wujud buddha dalam kosmologi buddhis yang terukir di dinding, di Borobudur terdapat banyak arca buddha duduk bersila dalam posisi teratai serta menampilkan mudra atau sikap tangan simbolis tertentu. Patung buddha dengan tinggi 1,5 meter ini dipahat dari bahan batu andesit.
Patung buddha dalam relung-relung di tingkat Rupadhatu, diatur berdasarkan barisan di sisi luar pagar langkan. Jumlahnya semakin berkurang pada sisi atasnya. Barisan pagar langkan pertama terdiri dari 104 relung, baris kedua 104 relung, baris ketiga 88 relung, baris keempat 72 relung, dan baris kelima 64 relung. Jumlah total terdapat 432 arca Buddha di tingkat Rupadhatu. Pada bagian Arupadhatu (tiga pelataran melingkar), arca Buddha diletakkan di dalam stupa-stupa berterawang (berlubang). Pada pelataran melingkar pertama terdapat 32 stupa, pelataran kedua 24 stupa, dan pelataran ketiga terdapat 16 stupa, semuanya total 72 stupa. Dari jumlah asli sebanyak 504 arca Buddha, lebih dari 300 telah rusak (kebanyakan tanpa kepala) dan 43 hilang (sejak penemuan monumen ini, kepala buddha sering dicuri sebagai barang koleksi, kebanyakan oleh museum luar negeri).

Secara sepintas semua arca buddha ini terlihat serupa, akan tetapi terdapat perbedaan halus di antaranya, yaitu pada mudra atau posisi sikap tangan. Terdapat lima golongan mudra: Utara, Timur, Selatan, Barat, dan Tengah, kesemuanya berdasarkan lima arah utama kompas menurut ajaran Mahayana. Keempat pagar langkan memiliki empat mudra: Utara, Timur, Selatan, dan Barat, di mana masing-masing arca buddha yang menghadap arah tersebut menampilkan mudra yang khas. Arca Buddha pada pagar langkan kelima dan arca buddha di dalam 72 stupa berterawang di pelataran atas menampilkan mudra: Tengah atau Pusat. Masing-masing mudra melambangkan lima Dhyani Buddha; masing-masing dengan makna simbolisnya tersendiri.

Mengikuti urutan Pradakshina yaitu gerakan mengelilingi searah jarum jam dimulai dari sisi Timur, maka mudra arca-arca buddha di Borobudur adalah:

Arca Mudra Melambangkan Dhyani Buddha Arah Mata Angin Lokasi Arca
COLLECTIE TROPENMUSEUM Boeddhabeeld van de Borobudur TMnr 10016277.jpg Bhumisparsa mudra Memanggil bumi sebagai saksi Aksobhya Timur Relung di pagar langkan 4 baris pertama Rupadhatu sisi timur
COLLECTIE TROPENMUSEUM Boeddhabeeld van de Borobudur TMnr 60013976.jpg Wara mudra Kedermawanan Ratnasambhawa Selatan Relung di pagar langkan 4 baris pertama Rupadhatu sisi selatan
COLLECTIE TROPENMUSEUM Boeddhabeeld van de Borobudur voorstellende Dhyani Boeddha Amitabha TMnr 10016276.jpg Dhyana mudra Semadi atau meditasi Amitabha Barat Relung di pagar langkan 4 baris pertama Rupadhatu sisi barat
COLLECTIE TROPENMUSEUM Boeddhabeeld van de Borobudur voorstellende Dhyani Boeddha Amogasiddha TMnr 10016274.jpg Abhaya mudra Ketidakgentaran Amoghasiddhi Utara Relung di pagar langkan 4 baris pertama Rupadhatu sisi utara
COLLECTIE TROPENMUSEUM Boeddhabeeld van de Borobudur voorstellende Dhyani Boeddha Vairocana TMnr 10015947.jpg Witarka mudra Akal budi Wairocana Tengah Relung di pagar langkan baris kelima (teratas) Rupadhatu semua sisi
COLLECTIE TROPENMUSEUM Boeddhabeeld van de Borobudur TMnr 60019836.jpg Dharmachakra mudra Pemutaran roda dharma Wairocana Tengah Di dalam 72 stupa di 3 teras melingkar Arupadhatu

Baca Juga
  • Sejarah Candi Borobudur ( Part 1 : Pembangunan )
  • Sejarah Candi Borobudur ( Part 2 : Borobudur di Terlantarkan ) 
  • Sejarah Candi Borobudur ( Part 3 : Penemuan Kembali ) 
  • Sejarah Candi Borobudur ( Part 4 : Pemugaran )
  • Sejarah Candi Borobudur ( Part 5 : Pasca Pemugaran )  
  • Sejarah Candi Borobudur ( Part 6 : Arsitektur )
  • Sejarah Candi Borobudur ( Part 7 : Relief ) 
  • Sejarah Candi Borobudur ( Part 8 : Arca Budha )  
  • Sejarah Candi Borobudur ( Part 9 : Warisan - Selesai )



Referensi Wikipedia
0
Share
Newer Posts Older Posts Home

Popular Posts

  • Mengenal Lebih Dalam Prefektur Fukuoka Jepang
    Sebagai prefektur yang terletak di bagian selatan Jepang, Fukuoka telah lama berperan sebagai penghubung Jepang dengan negara lainny...
  • Gyeongju (Kyongju), Kota dengan Sejuta Sejarah
    Kota Gyeongju Rapi dan Bersih Gyeongju adalah sebuah kota persisir yang berada jauh di ujung tenggara Provinsi Gyeongsang Utara, Ko...
  • Rute Kirab Budaya dan Pawai Kendaraan Hias 2015 Kota Malang
    Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kembali akan menggelar Kirab Budaya 2015 dalam rangka memperingati HUT ke-70...

Labels Cloud

Korea Selatan Mancanegara Wahana Wisata Wisata Alam Candi News Jepang Artikel Trip Kuliner Tempat Bersejarah Tempat Unik Malang Hotel dan Penginapan Museum Tips Budaya Pantai Peninggalan Sejarah Promo Singapura Batu Cafe China Inggris JatimPark Jogjakarta Myanmar Sungai Thailand Transportasi Wahana Wisata Belanja

Blog Archive

  • ►  2019 (5)
    • ►  December (4)
    • ►  January (1)
  • ►  2018 (7)
    • ►  December (7)
  • ▼  2016 (59)
    • ►  July (8)
    • ►  June (10)
    • ▼  May (34)
      • Catatan Perjalanan : Mengunjungi Osaka Aquarium Ka...
      • Melirik Lebih Dalam Sisi Keindahan Lawang sewu
      • Pasar Sukowati , yang Khas dan Murah dari Bali
      • Gyeongju (Kyongju), Kota dengan Sejuta Sejarah
      • Wisata Alam Curug Dago Bandung
      • Sejarah Candi Borobudur ( Part 9 : Warisan - Seles...
      • Sejarah Candi Borobudur ( Part 8 : Arca Budha )
      • Sejarah Candi Borobudur ( Part 7 : Relief )
      • Sejarah Candi Borobudur ( Part 6 : Arsitektur )
      • Sejarah Candi Borobudur ( Part 5 : Pasca Pemugaran )
      • Sejarah Candi Borobudur ( Part 4 : Pemugaran )
      • Sejarah Candi Borobudur ( Part 3 : Penemuan Kembali )
      • Sejarah Candi Borobudur ( Part 2 : Borobudur Di Te...
      • Sejarah Candi Borobudur ( Part.1 : Pembangunan )
      • Teori tentang Danau Purba di sekeliling Borobudur
      • Keterkaitan Candi Borobudur , Candi Pawon dan Cand...
      • Misteri di balik nama Borobudur
      • Candi Borobudur, Candi Budha Terbesar di Dunia
      • Makanan Korea yang lezat disantap di Musim Dingin
      • Bungeoppang, Roti berbentuk Ikan dengan isi selai ...
      • Hotteok, Primadona Baru Kuliner Korea
      • Sejenis Bakpo, Hoppang pas disajikan di Musim Dingin.
      • Mencicipi Lembutnya daging ikan Kkochi eomuk
      • Tteokbokki, Makanan khas Korea Selatan yang Mendunia
      • Kawah Putih Ciwidey, Bagaikan di Negeri Dongeng
      • Yuk petik apel segar di Kusuma Agro Wisata
      • Tips terhindar dari mabuk laut
      • Mengintip epic-nya koleksi Museum Angkut
      • Batu Night Spectakuler, Exotisme kota Batu di Mala...
      • Yuk Jalan-Jalan ke dalam Tubuh Manusia di Museum T...
      • Pohon Inn Hotel Jawa Timur park 2
      • Jawa Timur Park 2 , Secret Zoo dan Museum Satwa Te...
      • Jawa Timur Park 1, Wahana Bermain sekaligus Belajar
      • Jogja Bay Adventure Pirates Waterpark, Wahana Air ...
    • ►  February (7)
  • ►  2015 (18)
    • ►  September (1)
    • ►  August (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (13)
  • ►  2014 (12)
    • ►  December (12)
Copyright © 2016 Netpacker

Created By ThemeXpose & Distributed By Free Blogger Templates